+ Jasa Pasang KANOPI & Plafon PVC Premium + Tukang Kanopi Berpengalaman

RANGKUMAN BAHAYA PENGELASAN DAN PENCEGAHANNYA

Jasa Pembuatan Pagar Sidoarjo

RANGKUMAN BAHAYA PENGELASAN DAN PENCEGAHANNYA

1. Bahaya pengelasan dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain :
a) Manusia sebagai pelaku pengelasan
b) Mesin sebagai media perantara
c) Lingkungan sebagai faktor pendukung
d) Alat / kelengkapan pengelasan sebagai faktor penunjang

2. Bahaya pengelasan terjadi dikarenakan adanya sumber energi panas dan nyala api gas yang bertemperatur tinggi.

3. Keadaan ketika terjadi kejutan listrik bergantung pada :
Nilai arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia
Jalur arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia
Jenis-jenis sumber tenaga listrik (AC atau DC)

4. Sebab-sebab utama terjadinya kejutan listrik adalah 􀁣 Karena perlu menyalakan kembali dan menjaga kestabilan busur las maka tegangan listrik AC pada mesin las busur listrik harus dijaga agar tetap tinggi, 􀁤 Isolasi yang tidak efektif karena adanya kerusakan pada pembungkus kabel las, 􀁥 Isolasi yang tidak efektif dari mesin las busur listrik dan terbukanya bidang pengisian pada terminal penghubung kabel mesin las, 􀁦 Isolasi yang tidak efektif pada  agang batang las, 􀁧 Pengelasan busur listrik pada lokasi yang dikelilingi oleh material konduksi.

5. Cara-cara untuk mencegah kejutan listrik selama pengelasan dengan busur listrik :
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti pakaian kerja yang kering, sarung tangan kulit yang kering dan sepatu karet yang seluruhnya terisolasi.
Memastikan mesin las busur listrik AC harus memiliki alat penurun tegangan otomatis, sedangkan mesin las busur listrik DC tegangannya harus relatif rendah.
Memastikan tidak adanya kebocoran arus listrik.

6. Apabila seorang pekerja mengalami kejutan listrik, maka matikanlah sumber tenaga listrik sesegera mungin dan panggillah dokter atau ambulan. Jangan pernah mencoba mengangkat korban, karena Anda pun dapat terkena kejutan listrik 

7. Sinar yang ada pada las busur listrik kebanyakan adalah sinar ultraviolet, sedangkan nyala api las memancarkan sinar infrared.
Sinar ultraviolet dan sinar infrared menimbulkan kerusakan pada mata

8. Alat – alat pelindung dari sinar yang berbahaya antara lain :
Kaus tangan, masker pelindung wajah sejenis helm dan kaca mata pelindung dengan plat-plat baja anti-cahaya
Layar pelindung cahaya
Pakaian kerja lengan panjang dan menutupi leher
Pekerja harus merawat kedua matanya dengan meneteskan obat tetes mata dan menggunakan kompres pendingin

9. Jika sejumlah besar volume asap las diisap, maka gejala penyakit akut yang disebut “demam logam” dapat terjangkit, ditandai dengan sakit kepala, demam, menggigil, dan kelelahan yang terjadi dalam waktu singkat. Gejala-gejala ini terlihat apabila digunakan batang elektrode las hidrogen rendah. Walaupun demikian, ini hanyalah gejala penyakit sesaat, dan pasien akan pulih kembali kesehatannya setelah beberapa jam. Namun apabila asap las itu diisap dalam waktu lama, maka partikel-partikel murni akan terakumulasi di dalam paru-paru dan dapat menyebabkan kondisi kronis yang disebut “pneumokoniosis” (radang paru-paru).

10. Seorang juru las harus memahami risiko-risiko sinar busur las listrik,  asap dan gas las, letupan atau percikan las; memakai perlengkapan pencegahan dan keamanan; dan memastikan bahwa fasilitas dan lingkungannya sudah sesuai sebelum mulai melakukan pengelasan.

Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam klik disini


Pentingnya Keselamatan dalam Pekerjaan Las Listrik

Seorang juru las bertanggung jawab tidak hanya pada keahliannya dalam menghasilkan hasil las yang berkualitas, tetapi juga pada keselamatan dirinya sendiri dan lingkungannya. Pekerjaan las listrik membawa sejumlah risiko, dan memahami serta mengatasi risiko-risiko tersebut menjadi kunci utama dalam menjalankan profesi ini.

Risiko-risiko Sinar Busur Las Listrik

Sinar busur las listrik, yang dihasilkan selama proses pengelasan, dapat menyebabkan kerusakan pada mata dan kulit. Paparan langsung terhadap sinar UV dan inframerah dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata, seperti katarak. Oleh karena itu, penggunaan pelindung mata dan wajah menjadi suatu keharusan untuk melindungi diri dari dampak negatif sinar busur las.

Bahaya Asap dan Gas Las

Asap dan gas yang dihasilkan selama pengelasan juga merupakan risiko serius bagi kesehatan pekerja. Asap yang terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, bahkan berpotensi menyebabkan masalah pernapasan jangka panjang. Oleh karena itu, seorang juru las perlu menggunakan alat pelindung pernapasan yang sesuai dengan jenis asap dan gas yang dihasilkan selama pekerjaan.

Risiko Letupan atau Percikan Las

Percikan las yang dapat terjadi selama proses pengelasan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata. Letupan yang tidak terkontrol juga berpotensi menyebabkan kebakaran di sekitar area kerja. Penggunaan pakaian pelindung, termasuk pelindung mata dan tangan, menjadi sangat penting untuk mencegah luka bakar akibat percikan las.

Pencegahan dan Perlindungan yang Wajib Dipakai

Seorang juru las wajib menggunakan perlengkapan pencegahan dan keamanan selama bekerja. Ini termasuk menggunakan helm las dengan filter, kacamata pelindung, sarung tangan tahan panas, dan pakaian pelindung. Selain itu, pemilihan sepatu yang tahan panas juga perlu diperhatikan untuk melindungi kaki dari percikan logam panas.

Pemeriksaan Fasilitas dan Lingkungan Kerja

Sebelum memulai pekerjaan las, seorang juru las harus memastikan bahwa fasilitas dan lingkungan kerja sudah sesuai dengan standar keselamatan. Pemeriksaan terhadap peralatan las, ventilasi ruangan, dan pemadaman kebakaran perlu dilakukan untuk mengurangi risiko insiden yang tidak diinginkan.

Kesimpulan: Keselamatan Sebagai Prioritas Utama

Dalam pekerjaan las listrik, keselamatan harus menjadi prioritas utama. Seorang juru las yang memahami risiko-risiko yang terkait dengan pekerjaannya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai akan tidak hanya melindungi dirinya sendiri, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerjaannya. Keselamatan adalah investasi jangka panjang yang tidak dapat diabaikan dalam dunia profesi las.


Bahaya Demam Logam: Dampak Pengisapan Asap Las Terhadap Kesehatan

Pada Bengkel Omasae, keselamatan dan kesehatan pekerja menjadi prioritas utama. Salah satu bahaya yang perlu diwaspadai adalah pengisapan asap las, yang dapat berdampak serius pada kesehatan pekerja. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak pengisapan asap las terhadap kesehatan, terutama berkaitan dengan gejala penyakit akut yang disebut "demam logam."

Demam Logam: Gejala dan Dampaknya

Demam logam adalah kondisi akut yang dapat muncul jika seseorang terpapar sejumlah besar volume asap las, terutama yang dihasilkan oleh batang elektrode las hidrogen rendah. Gejalanya termasuk sakit kepala, demam, menggigil, dan kelelahan yang terjadi dalam waktu singkat. Meskipun gejala ini bersifat sementara dan pasien biasanya pulih setelah beberapa jam, demam logam tetap merupakan tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan.

Pneumokoniosis: Bahaya Jangka Panjang

Namun, bahaya yang lebih serius muncul jika pengisapan asap las terjadi secara berkelanjutan. Partikel-partikel murni dalam asap las dapat terakumulasi di dalam paru-paru, menyebabkan kondisi kronis yang dikenal sebagai "pneumokoniosis" atau radang paru-paru. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memberikan dampak serius pada kesehatan pekerja.

Dampak Pneumokoniosis pada Kesehatan

Pneumokoniosis dapat menyebabkan gangguan pernapasan, sesak napas, dan penurunan fungsi paru-paru. Bahkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi lebih serius, seperti fibrosis paru-paru, yang dapat menghambat pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran akan risiko pneumokoniosis sangat penting dalam lingkungan kerja yang melibatkan kegiatan las.

Pencegahan dan Keselamatan di Bengkel Omasae

Untuk mencegah dampak negatif pengisapan asap las, Bengkel Omasae mengutamakan langkah-langkah keselamatan. Ini termasuk penggunaan peralatan pelindung diri, seperti masker pernapasan dan sistem ventilasi yang baik di tempat kerja. Pekerja juga diingatkan untuk menghindari pengisapan asap las secara langsung dan mematuhi protokol keselamatan yang telah ditetapkan.

Dengan menyadari bahaya demam logam dan potensi pneumokoniosis, Bengkel Omasae memastikan bahwa setiap langkah pencegahan diambil untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan para pekerja. Keselamatan adalah investasi yang berharga, dan dengan langkah-langkah yang tepat, lingkungan kerja tetap aman dan sehat bagi semua.


Perlindungan Optimal di Bengkel: Alat Pelindung dari Sinar Berbahaya

Bengkel merupakan lingkungan kerja yang penuh dengan potensi risiko, terutama dari sinar yang berbahaya selama proses kerja. Oleh karena itu, penting bagi pekerja di Bengkel Omasae untuk menggunakan alat pelindung yang sesuai demi keselamatan mereka. Berikut adalah beberapa alat pelindung yang efektif:

1. Kaus Tangan, Masker Pelindung Wajah, dan Helm dengan Kaca Mata Pelindung:

Pekerja di Bengkel Omasae seharusnya selalu mengenakan kaus tangan sebagai perlindungan untuk tangan mereka. Selain itu, masker pelindung wajah, helm, dan kaca mata pelindung dengan plat-plat baja anti-cahaya sangat dianjurkan. Helm melindungi kepala, masker wajah melindungi pernapasan, dan kaca mata pelindung melindungi mata dari percikan bahan berbahaya atau sinar yang terpancar selama proses kerja.

2. Layar Pelindung Cahaya:

Layar pelindung cahaya adalah alat yang berguna untuk melindungi mata dari sinar berbahaya atau kilatan yang dapat merusak penglihatan. Dengan menggunakan layar pelindung cahaya yang sesuai, pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan aman tanpa khawatir akan dampak negatif dari sinar yang terlalu terang.

3. Pakaian Kerja Lengan Panjang dan Menutupi Leher:

Pekerja di Bengkel Omasae sebaiknya mengenakan pakaian kerja yang melibatkan lengan panjang dan menutupi leher. Pakaian semacam ini membantu melindungi kulit dari kontak langsung dengan bahan berbahaya dan sinar matahari yang berlebihan.

4. Perawatan Mata dan Kompres Pendingin:

Selain menggunakan alat pelindung fisik, pekerja juga perlu merawat kesehatan mata mereka. Meneteskan obat tetes mata secara teratur dapat membantu menjaga kelembaban dan kesehatan mata. Selain itu, menggunakan kompres pendingin setelah bekerja dapat mengurangi potensi pembengkakan atau iritasi akibat paparan panas atau sinar.

Menerapkan langkah-langkah ini adalah bagian integral dari kebijakan keselamatan di Bengkel Omasae. Sebagai pemilik atau pekerja, memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam proses kerja menggunakan alat pelindung dengan benar adalah investasi dalam keselamatan dan kesehatan jangka panjang. Dengan melindungi pekerja dari potensi bahaya, Bengkel Omasae dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman, produktif, dan berkelanjutan.

.

DAFTAR RUMUS Bidang TEKNIK PENGELASAN

Jasa Pembuatan Pagar dan KanopiDAFTAR RUMUS Bidang TEKNIK PENGELASAN
BAB I 

1. Rumus kimia dari reaksi bentuk oksidasi 
BAB II
2. Rumus kimia dari reaksi deoksidasi
3. Rumus perbandingan distribusi tegangan antara sambungan keling dan las 
4. Rumus untuk menghitung daya listrik 
5. Rumus perpanjangan busur tidak menaikkan laju pelelehan
6. Rumus kecepatan pengelasan
7. Rumus arus pengelasan 
8. Rumus toleransi siklus kerja 
9. Rumus arus las terus menerus 
10. Rumus output sekunder 
11. Rumus arus input kabel sisi primer 
12. Rumus daya input terukur 
13. Rumus faktor daya 
14. Rumus daya listrik dari arus 
15. Rumus daya listrik mesin las dengan arus 200A 
16. Rumus daya input terpakai (kVA) mesin las busur DC 
17. Rumus daya input terpakai (kW) mesin las busur DC 
18. Rumus efisiensi las dengan arus output terukur 
19. Rumus konsumsi daya listrik
20. Rumus kapasitas rasional dari peralatan penerima listrik
21. Rumus energi panas dari las busur 

BAB V
21. Rumus pemanjangan beban pada baja lunak
22. Rumus sensitifitas / kepekaan penetrameter 
BAB VI
23. Rumus tegangan tanpa beban

DAFTAR GAMBAR Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR TABEL Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR PUSTAKA Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR ISTILAH Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR SINGKATAN Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR RUMUS Bidang TEKNIK PENGELASAN

Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam klik disini .

Teknik Pemotongan pada Logam

Teknik Pemotongan
Penanganan Alat Potong Gas Manual
 
Gambar Alat potong gas manual


1. Pelaksanaan pemotongan dengan alat potong dengan gas Bagian-bagian penting dalam pengoperasian brander potong ini dan nama-nama bagian tersebut tampak pada gambar .
􀁣 Hubungan pipa masuk gas oksigen
􀁤 Hubungan pipa masuk gas asetilin
􀁥 Katup tabung gas asetilin
􀁦 Katup oksigen sebelum pemanasan
􀁧 Katup gas oksigen alat potong
􀁨 Pegangan tangan
􀁩 Pipa sebelum pemanasan
􀁪 Pipa oksigen pemotong
􀁫 Mur belakang
􀁬 Pucuk alat potong
Gambar Alat potong manual dan nama bagiannya
Tahapan yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemotongan manual dengan gas meliputi :
(a) Hubungkan selang gas oksigen ke penghubung pipa masuk
(Gambar I.103 - 􀁣).
(b) Bukalah katup-katup tabung gas asetilin (Gambar I.103 - 􀁥) dan
tabung-tabung sebelum pemanasan (Gambar I.103 - 􀁦), kemudian
periksalah penginjeksiannya.
(c) Hubungkan selang tabung asetilin.
(d) Periksalah kebocoran gas dengan air sabun pada semua
sambungan.
(e) Setel tekanan gas oksigen ke posisi 2,0 kg/cm2 dan asetilin ke 0,2
kg/cm2.
(f) Bukalah katup tabung gas asetilin dan nyalakan api gas, kemudian
bukalah katup sebelum pemanasan dan setel ke ukuran nyala api
gas netral.
(g) Bukalah katup tabung gas oksigen (Gambar I.103 - 􀁧) dan
kosongkan tabung gas oksigen pemotong dari pipa pereciknya.
(Gambar I.104 - b).
Gb. 2 (a)
Oksigen
Gas
campuran
(a) Potongan melintang
bagian A pada gambar
Gb. 2 (b)
Perecik nyala
sebelum
pemanasan
api
Perecik gas
oksigen
alat potong
(b) Perbesaran bagian atas
pucuk alat potong
Gambar I.104 Nozzle potong
(h) Matikan tabung gas oksigen pemotong dan padamkan nyala api gasnya.
2. Lepaskan alat potong gas
I.4.4.2 Pemotongan Manual dengan Gas
1. Nama fungsi masing-masing bagian dari brander pemotong
Gambar I.105 Nama dan fungsi bagian-bagian brander pemotong
No Nama Fungsi No Nama Fungsi
􀁍 Kran gas
asetilin
Mengatur
banyaknya
aliran gas
asetilen
􀁓 Kran
oksigen
preheating
Mengatur nyala api
preheating
􀁎 Sambungan
selang
oksigen
Menyambung
dengan
selang gas
oksigen
􀁔 Kran
oksigen
potong
Mengatur
banyaknya
aliran oksigen
potong
􀁏 Sambungan
selang
asetilen
Menyambung
dengan
selang gas
asetilen
􀁕 Injektor Mencampur gas
asetilen
dengan oksigen
􀁐 Pipa
saluran
Menyalurkan
oksigen
􀁖 Saluran
oksigen
pemotong
Menyalurkan
oksigen potong
􀁑 Saluran gas
asetilen
Menyalurkan
gas asetilen
11 Saluran
gas
campuran
Menyalurkan gas
campuran
asetilen dan
oksigen
􀁒 Pegangan
tangan
Memegang
brander
12 Kepala
brander
Pemasangan
nozzle


2. Kondisi gas potong
Tekanan gas potong, kecepatan potong, ukuran tip, ketinggian tip,
sudut tip dan nyala pemanas awal semuanya menentukan untuk
mendapatkan permukaan potong yang baik pada pemotongan gas (Lihat
tabel I.13).
Tabel I.13 Kondisi gas potong
Ketebalan
plat
mm
Tip
potong
Lobang
oksigen
potong
mm
Panjang
aliran
oksigen
yang
tampak
mm
Tekanan
oksigen
Kg/cm
Tekanan
asetilen
Kg/cm
Kecepatan
potong
mm/km
Konsumsi gas
O2
m3/jam
C2H2
liter/
jam
3 ~ 10 1 0,7 50 2,0 0,10 500 2,0 200
10 ~ 20 2 0,9 60 2,5 0,15 400 3,0 230
20 ~ 30 3 1,1 70 3,0 0,20 300 4,0 300

3. Mengatasi masalah Obyek Permasalahan
Bagian
yang
diperiksa
Metode Perbaikan
Brander
Kebocoran
gas
Sambungan Dengan
busa sabun
Dikeraskan
atau diganti
Pada awal
pekerjaan
Klep Dengan
busa sabun Ganti brander Pada awal
pekerjaan
Bagian Dengan
busa sabun
Dikeraskan
atau diganti
Pada awal
pekerjaan
Tip
pemotong
Bentuk
nyala
pemanas
awal
Pemeriksaan
visual pada
nyala netral
Bersihkan
atau diganti
Pada awal
pekerjaan
atau secara
acak
Bentuk
aliran
oksigen
pemotong
Pemeriksaan
visual pada
aliran gas
Bersihkan
atau diganti
Pada awal
pekerjaan
atau secara
acak
4. Persiapan Peralatan potong dengan Gas Manual
Langkah awal sebelum pemotongan, harus dilaksanakan terlebih
dahulu persiapan peralatan potong sebagai berikut :
(1) Langkah persiapan yaitu dengan menyetel tekanan gas asetilen
0,15 kg/cm2 dan tekanan gas oksigen 2,5 kg/cm2.
(2) Langkah penyalaan api dengan membuka katup asetilen dan katup
oksigen untuk pemanasan awal, lanjutkan dengan menyetel api ke
nyala netral.
(3) Pengaturan nyala api pemanasan awal dengan membuka katup
oksigen untuk pemotong.
(4) Setel nyala pemanas awal ke nyala netral sementara itu buka katup
oksigen pemanas awal, selanjutnya tutup katup oksigen untuk
pemotong.
(5) Langkah terakhir, matikan api dengan menutup katup asetilen dan
katup pemanas awal oksigen.
Gambar I.106 Nyala api pemanasan awal

5. Pemotongan Manual
Sebagai langkah pemotongan manual, perhatikan dan lakukan halhal
sebagai berikut :
(1) Tarik garis-garis pada pelat dengan pena penggores kemudian
letakan plat pada meja dan tempatkan bagian yang dipotong bebas
dari material dibawahnya / menggantung.
(2) Ambil posisi tubuh siap memotong, lakukan pemanasan awal
dengan menyetel ketinggian inti nyala sekitar 3 mm dari permukaan
plat kemudian setel brander pada posisi tegak dan arahkan ke
pinggir permukaan pelat.
(3) Bila bagian ujung menjadi merah, buka katup potong oksigen.
(4) Laksanakan pemotongan
􀂎 Amati kebisingan, aliran terak dan arah percikan
􀂎 Hati-hati jatuhnya material panas bagian yang dipotong
(5) Tutup katup potong oksigen setelah pemotongan selesai kemudian
matikan nyala api.
(6) Lakukan pemeriksaan terhadap hasil pemotongan dengan
memperhatikan beberapa item seperti pada gambar I.107 dibawah
ini.
Gambar I.107 Pemotongan manual

a
b
c
d f d
e
g
a. Kelurusan permukaan potong.
b. Cembung & cekungnya permukaan potong.
c. Sudut pemotongan.
d. Menempelnya terak.
e. Derajat peleburan pada awal dan akhir pemotongan.
f. Pelelehan sisi atas.
g. Kondisi garis tarikan.
Gambar I.108 Pemeriksaan hasil pemotongan

I.4.4.3 Praktek pemotongan dengan gas manual
Sebagai langkah praktek pemotongan manual, perhatikan dan
lakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Setelah membersihkan plat baja dengan baik, gambarlah garis
potong sepanjang 15 pit dengan jelas, cukup mampu dilihat selama
pekerjaan berlangsung. Kemudian, letakkan material di atas meja
kerja tempat dilakukannya pemotongan. (Gambar I.109)
Gambar I.109 Persiapan pemotongan dengan gas manual
2. Pasanglah ujung alat potong No. 1 dan aturlah tekanan gas oksigen
ke 2 kg/cm2 dan gas asetilin ke 0,2 kg/cm2. Kemudian nyalakan
kerucut nyala api netral sepanjang 3 mm. Setelah itu, cobalah
mengosongkan tabung gas oksigen pemotong dan periksalah arus
gas oksigen agar mencapai panjang kira- kira 150 mm. (Gambar
I.110)
Jika perecik oksigen pemotong dalam keadaan abnormal,
jangkauan arus oksigen menjadi lebih pendek.
Gambar I.110 Nyala busur api potong
Kira – kira 3 mm
Kira – kira 150 mm

3. Pegang erat-erat torch gas pemotong seperti tampak pada Gambar
I.111.
Gambar I.111 Posisi material induk pada meja potong
4. Potonglah material di samping garis penanda pemotongan seperti
terlihat pada Gambar I.112.
Arah pem otongan
Garis penanda pemotongan
5. Laksanakan prosedur kerjanya sebagai berikut :
(a) Panaskan pinggiran material untuk menentukan jarak antara logam
dasar dan kerucut nyala api sampai kira-kira 3 mm.
(b) Apabila pinggiran material telah dipanaskan sampai berwarna
merah menyala, bukalah segera katup gas oksigen dan kosongkan
tabung gas oksigen pemotong. (Gambar I.113)
Gambar I.112 Pemotongan material

Gb. 4
Kira-kira 3 m
Kosongkan tabung gas
oksigen setelah bagian ini
dipanasi sampai
berwarna merah menyala
(c) Gerakkan torch las gas dan potonglah material sambil memastikan
bahwa gas oksigen pemotong menembus material dan terak
lelehan jatuh ke dalam dengan bebas. (Pada saat ini jagalah agar
torch las gas tetap bergerak dan jagalah agar kecepatannya
sekonstan mungkin. (Gambar I.114)
(d) Hentikan pengosongan tabung gas oksigen pemotong.
6. Bersihkan dan periksa hasil pemotongan
Periksa potongan sepanjang garis penanda pemotongan, lubanglubang
pada permukaan potongan, sudut potong 900, kehalusan
potongan dan sebagainya.
7. Ulangi praktek pelatihan di atas.
Gambar I.113 Pengosongan tabung gas oksigen
Gambar I.114 Langkah pemotongan

I.4.4.4 Pemotongan Otomatis dengan Gas
Gambar I.115 Proses Pemotongan Otomatis dengan Gas
1. Kondisi pemotongan
Tabel I.14 Kondisi pemotongan
Ketebalan
plat
mm
Ukuran
tip
potong
#
Lubang
tip
potong
Tekanan kg/cm
Kecepatan
potong
mm/min
Laju aliran
Oksigen Asetilin Oksigen
potong
Oksigen
preheating
Asetilin
5 atau
kurang 00 0.8 1.5 0.2 500 atau
lebih 690 380 345
5 ~ 10 0 1.0 2.0 0.2 350 ~ 550 1200 380 345
10 ~ 15 1 1.2 2.5 0.2 300 ~ 400 2100 485 440
15 ~ 30 2 1.4 3.0 0.2 250 ~ 350 3400 485 440
2. Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian
pemotong gas otomatis adalah :
(1) Yakinkan bahwa ground pada kabel power terpasang dengan baik.
(2) Yakinkan bahwa putaran motor benar saat pengaturan kecepatan.
(3) Untuk perubahan kecepatan, setel ke kecepatan yang lebih rendah
dari kecepatan yang disyaratkan sebelum mulai menyetel
kecepatan tsb.
3. Persiapan Peralatan Pemotong Gas Otomatis
Langkah awal sebelum pemotongan, harus dilaksanakan terlebih
dahulu persiapan peralatan pemotong gas otomatis sebagai berikut :
(1) Pemasangan cuncum / tip potong.
Pilihlah cuncum / tip yang optimal sesuai dengan ketebalan pelat
dan hati-hati jangan sampai bagian kontak yang tirus pada tip rusak.

(2) Menyambung selang gas.
Hati-hati jangan sampai mengganggu jalannya mesin potong
di jalur relnya.
(3) Menyambung kabel power
Matikan saklar power sebelum menyambung kabel power.
Hati-hati jangan sampai menghalangi jalannya mesin di atas
jalur rel.
(4) Periksa jalannya pemotong. Lakukan hal-hal berikut :
a. Nyalakan saklar power dan hubungkan kopling.
b. Pindahkan kopling dan periksa arah jalannya.
c. Putar tombol kecepatan perlahan dan periksa perubahan
kecepatan.
d. Putar balik kopling ke posisi awal dan matikan saklar power.
(5) Pemeriksaan nyala pemanas awal. Lakukan hal-hal berikut :
a. Setel tekanan gas asetilen ke 0,2 kg/cm2 dan tekanan
oksigen 2,5 kg/cm2.
b. Buka sedikit katup asetilen.
c. Buka sedikit katup oksigen preheating dan nyalakan.
d. Operasikan katup asetilen dan kran oksigen preheating untuk
mengatur nyala katup ke nyala netral.
e. Buka katup oksigen potong.
f. Buka katup oksigen preheating pelan-pelan dan atur kembali
kembali nyalanya ke nyala netral.
g. Matikan nyala api.
4. Pemotongan Gas Otomatis
Sebagai langkah pemotongan otomatis, perhatikan dan lakukan halhal
sebagai berikut :
(1) Buatlah garis-garis lurus pada material pelat.
(2) Pengaturan material yang akan dipotong. Beri jarak garis potong
sekitar 100 - 200 mm dari rel dan setel rel sejajar dengan garis
potong.
(3) Atur sudut tip potong. Setel tip tegak dengan memutar lengan pipa
dan setel sudut pada skala 0o.
(4) Periksalah jalannya mesin. Setel ketinggian tip sekitar 10 mm dari
permukaan plat. Dorong kereta/mesin potong dengan tangan dan
yakinkan bahwa tip bergerak sepanjang garis pemotongan.
(5) Atur kecepatan potong. Atur kecepatan sesuai dengan kondisi
standar pemotongan.

(6) Atur nyala preheating. Setel tekanan gas sesuai dengan kondisi
standar pemotongan. Gerakkan tip naik-turun untuk menyetel
ketinggian inti nyala sekitar 3 mm.
(7) Lakukan pemanasan awal. Luruskan tip dengan bagian luar dari
garis potong. Luruskan nyala api ke ujung plat dan setel kopling ke
STOP.
(8) Lakukan pemotongan. Jika pada titik awal merah membara, buka
katup oksigen potong, kemudian setel kopling ke posisi
maju/mundur.
Amati hasil potongannya dan bila hasil pemotongan belum
maksimal maka setel kembali untuk mendapatkan hasil potongan
yang optimal.
Dengan mengamati :
a. Tekanan gas
b. Rangkaian selang dan kabel
c. Kecepatan potong
d. Ketinggian inti nyala api
e. Keadaan oksigen potong
f. Kelurusan dari kampuh potong dan garis potong
g. Timbulnya distorsi
h. Terbangnya percikan
i. Aliran terak
j. Kebisingan pemotongan
k. Pelelehan ujung atas
l. Timbulnya takik
(9) Matikan api. Bila pemotongan telah selesai, tutup katup oksigen
potong dan kembalikan kopling ke STOP. Tutup katup asetilen dan
katup oksigen preheating. Matikan tombol/saklar.
(10) Periksa permukaan potong :
a. Periksa apakah tarikannya optimal
b. Periksa apakah parit pada tarikan dangkal dengan ketidakrataan
minimum
c. Periksa apakah permukaan potong halus
d. Periksa apakah terak mudah dibuang.

Tabel I.15 Kualitas permukaan potong dan kondisi pemotongan
Permasalahan Penampang Penyebab
1. Terlalu
banyak
pelelehan
pada tepi atas
(1) Kecepatan potong
terlalu rendah
(2) Nyala api preheating
terlalu besar
(3) Tip potong terlalu
rendah
(4) Tekanan oksigen
potong terlalu tinggi
2. Tidak rata
(1) Kecepatan potong
terlalu cepat
(2) Tekanan oksigen
potong terlalu tinggi
(3) Tip potong tersumbat
kotoran
(4) Tip potong terlalu
tinggi
3. Sangat kasar
(1) Kecepatan potong
terlalu cepat
(2) Tekanan oksigen
potong terlalu tinggi
(3) Nyala preheating
terlalu rendah
(4) Tip potong tersumbat
kotoran
4. Takik (1) Nyala preheating
terlalu lemah
(2) Tip potong tersumbat
kotoran
(3) Rel kotor berdebu
(4) Kecepatan potong
berubah - ubah

Permasalahan Penampang Penyebab
5. Banyak terak
yang
menempel
(1) Kecepatan potong
terlalu cepat
(2) Tekanan oksigen
potong terlalu tinggi
(3) Tip potong terlalu
tinggi
(4) Tip potong tersumbat
kotoran
6. Tarikan terlalu
panjang
(1) Kecepatan potong
terlalu cepat
(2) Tekanan oksigen
potong terlalu rendah
(3) Tip potong terlalu
tinggi
7. Pojokan tidak
terpotong
(1) Kecepatan potong
terlalu cepat
(2) Tekanan oksigen
potong terlalu rendah
I.4.4.5 Praktek Pemotongan dengan Menggunakan Skator
Sebagai langkah praktek pemotongan dengan gas otomatis,
perhatikan dan lakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Gambarlah garis potong pada pit 15 mm di atas plat baja setelah
membersihkannya dengan baik. Kemudian letakkanlah material di
atas meja potong gas otomatis sehingga garis potong dapat
disesuaikan dengan garis orbit ujung alat potong. (Gambar I.116)
Gambar I.116 Pemotongan lurus dengan
alat pemotong otomatis

2. Aturlah sudut ujung alat potong sampai 900.
3. Aturlah kecepatan pemotongan sampai kira-kira 500 mm/menit.
4. Pasanglah ujung alat potong No. 0~1 dan aturlah tekanan gas
oksigen sampai 2,5 kg/cm2. Kemudian buatlah panjang kerucut
nyala api netral menjadi 4~5 mm. Selanjutnya, cobalah
mengosongkan tabung gas oksigen dan aturlah arus gas oksigen
hingga mencapai kira-kira 150 mm. (Gambar I.117)
Jika percikan gas oksigen dalam keadaan abnormal, maka arus
gas oksigen menjadi lebih pendek
FigF. i2g. 2
Kira 150 mm 2
5. Aturlah jarak antara logam dasar dan kerucut nyala api kira-kira 3
mm. Kemudian aturlah posisi pucuk alat potong ke garis potong
sama seperti pada pemotongan manual. (Gambar I.118)
Gambar I.115 Pengaturan arus gas
oksigen

Arah pemotongan

Garis potong
6. Pastikan bahwa kopeling kereta berada dalam posisi netral,
kemudian hidupkanlah motor penggerak.
7. Letakkanlah ujung alat potong diatas logam dasar dan panaskanlah.
Bila bagian ini telah dipanaskan sampai berwarna merah membara,
bukalah katup tabung gas oksigen dan sekaligus putarlah ke posisi
“on”. Lanjutkan dengan pemeriksaan apakah gas oksigen sudah
menembus ke dalam plat baja dan terak lelehan sudah terhembus
bebas. (Gambar I.119)
Jika gejala-gejala ini tidak terbukti, periksalah percikan gas
oksigen pemotong dan tekanan gas oksigen.
Gambar I.119 Gas oksigen menembus plat baja
Gambar I.116 Pengaturan posisi pucuk alat potong
ke garis potong

8. Bersihkan dan periksalah hasil pemotongan. (Periksa potongan
sepanjang garis potong, lubang-lubang di di permukaan potongan,
sudut potong 90°, kehalusannya dsb.)
9. Ulangi praktik tersebut di atas.

Tabel I.16 Kapasitas Standar Ujung Alat Potong
(Menggunakan Gas Asetilin)
No.
Ujung
Diameter
perecik
oksigen
alat potong
Ketebalan
potongan
(mm)
Kecepatan
potongan
lurus
(mm/mnt)
Tekanan (kg/cm2) Tingkat arus aliran (lt/jam)
Lebar
jarak
potong
Oksigen
alat
potong
Oksigen
pra
potong
Asetilin
Oksigen
alat
potong
Oksigen
pra
potong
Asetilin
1. Kondisi-kondisi pemotongan :
(a) Tabel I.16 menunjukkan kondisi-kondisi pemotongan siku-siku
menggunakan gas asetilin. Karena tekanan yang ditunjukkan
pada Tabel I.16 merupakan tekanan arus masuk, perlu
dilakukan koreksi sesuai dengan ukuran panjang dan diameter
selang.
(b) Dalam pemotongan pinggiran miring, naikkan tingkat arus aliran
gas asetilin 2 x lipat dari kondisi normal dan kurangi kecepatan
10~20%. Pada saat yang sama, peningkatan tekanan arus
oksigen dapat menyebabkan hasil pemotongan yang kurang
baik, maka pertahankanlah kecepatan yang sama (Gambar
I.118)

Gambar I.120 Pemotongan pinggiran miring
2. Hubungan antara kondisi-kondisi pemotongan dengan
permukaan pemotongan (Gambar I.21)
Dalam kondisi pemotongan yang sesuai
Dalam kecepatan pemotongan yang lebih lambat
Dalam kecepatan pemotongan yang lebih cepat
Dalam kondisi terlalu banyak tekanan arus oksigen
Dalam posisi ujung alat potong yang lebih tinggi
Dalam posisi ujung alat potong yang lebih rendah
Gambar I.121 Hubungan antara kondisi pemotongan dengan
permukaan potong
Kondisi-kondisi
seperti ditunjukkan
pada
Kurangi kecepatan
10% seperti
ditunjukkan pada
Tabel 1
Kurangi kecepatan
20% seperti
ditunjukkan pada
Tabel 1

3. Pemotongan dengan gas propan
Dalam pemotongan dengan gas-LP, ujung alat potong gas-LP
harus digunakan seperti terlihat pada “Pemotongan dengan gas
manual”. (Gambar I.122)
Fig.3
Gb. 3
otomatis
Ujung alat
potong ujung alat potong gas
asetilin
Potongan-silang pada
ujung alat potong gas
Potongan-silang pada
Gas pra-potong Oksigen pemotong
Oksigen prapotong
Oksigen pra-potong
Gas-LP
Oksigen pemotong
Pembungkus


Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Teknik Pemotongan pada Logam klik disini

Selengkapnya tentang Teknik PEMOTONGAN pada Logam

 


.

Peralatan Ukur untuk Pekerjaan Logam

Beberapa peralatan ukur yang biasa dipergunakan bidang pekerjaan logam adalah sebagai berikut :
3. Jangka sorong
4. Micrometer dan Pengukur standart
5. Penunjuk ukuran, tonggak penunjuk ukuran dan tonggak magnet
6. Siku (mistar sudut kanan)
7. Busur baja
8. Busur bevel universal
9. Pengukur jarak / celah
10. Pengukur sudut
11. Pengukur jari – jari
12. Pengukur lubang
13. Pengukur kerataan tipe segiempat

14. Meja permukaan
(a) Meja penandaan permukaan plat
Sebuah pelat besi tuang dimana benda kerja diletakkan horisontal untuk ditandai. Alat ini digunakan untuk memeriksa kerataan sesduah penyekrapan. Alat ini kebanyakan terbuat dari besi tuang dan dihaluskan dengan pengetaman.
.
 
Gambar Meja penandaan permukaan plat
(b) Meja penyetelan permukaan plat
Alat ini terbuat dari besi tuang seperti bidangnya meja penandaan. Alat ini kebanyakan terbentuk segiempat dan memiliki rusuk pada sisi luarnya untuk mengantisipasi beban. Permukaannya dihaluskan dengan ketetapan / ketelitian tinggi, dimana perencanaan penandaan biasanya dilakukan.
.
 
Gambar Meja penyetelan permukaan plat

15. Blok paralel
Alat ini terutama digunakan sebagai alas untuk menempatkan benda kerja secara horisontal diatasnya. Posisi dua blok berpasangan.
 
Gambar Blok paralel

16. Blok V
Benda kejra seperti kawat batangan bulat diletakkan secara horisontal diatas blok jenis huruf V dengan sudut kampuh 900. Alat ini terutama digunakan untuk penandaan. Posisi dua blok berpasangan.
 
Gambar Blok V

17. Kotak blok V
Setiap permukaan berbetnuk seig empat hexahedron. Benda kerja dalam berbagai bentuk dapat dipasang dengan klem diatasnya.
Karena itu alat ini cocok untuk segala penandaan garis horisontal dan segiempat. Alat ini terbuat dari besi tuang dan tiap – tiap permukaannya dibentuk segiempat.
 
Gambar Kotak blok V

18. Pelat siku
Alat ini disebut juga penglass. Alat ini digunakan untuk menahan benda kerja yang tipis secara vertikal atau benda kerja dengan bentuk yang tidak beraturan yang tidak dapat dipasang dengan chuck atau ragum.
 
Gambar Pelat siku

19. Alat penggores
Alat ini digoreskan pada permukaan pelat untuk membuat garis horisontal pada benda kerja dan digunakan untuk membuat garis tengah.
Ujung jarum yang lurus digunakan untuk membuat garis horisontal dan ujung yang melengkung digunakan untuk pemeriksaan.
 
Gambar Alat penggores

20. Penyangga mistar
Sebuah penyangga untuk menegakkan alat gores / penggores secara vertikal. Alat ini digunakan untuk menyetel ketinggian dari ujung jarum sebagaimana diisyaratkan.
 
Gambar Penyangga mistar

21. Jangka
(a) Jangka biasa dan Jangka ulir
Alat ini digunakan untuk menggambar sebuah lingkaran atau setengah lingkaran pada benda kerja / untuk membagi garis. Terdapat jenis biasa dan jenis berulir.
Gambar Jangka biasa 
Gambar Jangka ulir
Ujung dari jangka dibentuk tepat
45o untuk penandaan kasar,
sedangkan untuk penandaan
halus dibentuk dengan sudut 30o.


(b) Hermaphro-dite calipers
Hermaphro-dite caliper digunakan untuk menandai titik pusat dari
batangan bulat atau jarak dari sisi permukaan
 
Gambar Hermaphro-dite calipers



Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam klik disini

Selengkapnya tentang PERALATAN UKUR DAN PERKAKAS TANGAN PADA PROSES PEKERJAAN LOGAM klik disini

.



.

Perkakas Tangan untuk Pekerjaan Logam

Beberapa perkakas tangan yang biasa dipergunakan bidang pekerjaan logam adalah sebagai berikut :

1. Pena penandaan
3. Palu single
4. Pahat
5. Ragum
6. Kikir
7. Gagang kikir
8. Sikat kawat
9. Tap tangan
10. Pegangan tap
11. Tap luar
12. Pegangan tap luar
14. Swage block
15. Landasan
16. Tang tempa
17. Palu besar
18. Pahat dengan gagang
19. Palu tempa
21. Gunting plat tipis
22. Besi solder
23. Kunci pas
24. Obeng

25. Tang potong
Alat ini terutama digunakan untuk menekuk dan memotong kawat tembaga atau kawat besi.
= Tang potong berukuran 150 mm dapat memotong kabel listrik berdiameter dibawah 2,6 mm
= Tang ukuran 180 mm untuk memotong kabel diameter di bawah 3,2
= Tang ukuran 200 mm untuk memotong kabel diameter di bawah 4,0
mm.
 
Gambar Tang potong

26. Tang
Alat ini digunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan sekrup. Tang ini untuk menahan benda panas dimana tang datar berukuran kecil dapat digunakan.
 
Gambar Tang

27. Tang catok
Alat ini digunakan untuk menahan bagian yang akan disambung secara sementara dan mengencangkannya ketika memasangnya. Alat ini memiliki dua fungsi yaitu sebagai tang dan ragum tangan, hal ini adalah alasan mengapa alat ini disebut tang jepit.
(a) Obeng datar (-)
(b) Obeng (+)
 
Gambar Tang catok

28. Kacamata pelindung (pelindung debu)
Alat ini digunakan untuk melindungi mata atau wajah pada saat
pekerjaan pemesinan atau pengoperasian gerinda dan gerinda sudut.
Beberapa gerinda memiliki kaca pelindung sendiri.
 
Gambar  Kacamata pelindung debu

29. Bor
Alat ini digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja.
Terdapat bor datar dan bor khusus disamping bor pilih seperti ditunjukkan pada gambar disini. Mata bor miring dibuat mengikuti kode kemiringan, dimana penggunaannya dengan menyisipkan ke dalam lubang dari sumbu utama secara langsung atau dengan menggunakan sleeve atau soket. Mata bor lurus digunakan untuk membuat lubang berdiameter di bawah 13 mm yang ditahan dengan chuck bor.
 
Gambar Bor dengan mata bor miring
 
Gambar Bor dengan mata bor lurus

30. Cekam bor
Alat ini dipasang pada sumbu utama dari penekan bor, mesin bubut atau gerinda listrik dan terutama digunakan untuk menahan mata bor lurus. Dalam pengoperasian mesin bubut, alat ini dimasukkan ke tailstock.
 
Gambar Cekam bor

31. Sleeve / lengan penghubung
Alat ini merupakan peralatan tambahan, digunakan apabila mata pisau dari peralatan dan lubang dari sumbu utama mesin tidak cocok satu sama lain.
 
Gambar Sleeve / lengan penghubung

32. Soket
Alat ini digunakan ketika panjang sumbu utama dari mesin tidak cukup atau peralatan sering diganti.
 
Gambar Soket

33. Drift / pasak
Alat ini digunakan untuk mengeluarkan alat seperti bor dari
soketnya, sleeve atau sumbu utama dari mesin bor.
 
Gambar Drift / pasak

34. Peralatan keamanan (jenis penyekat dengan air)
Alat ini digunakan untuk mencegah meledaknya atau alat pembuat gas asetilin karena aliran balik atau api balik dalam  pengoperasian pengelasan. Peralatan keamanan penyekat dengan air dari tipe tekanan rendah ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Disamping itu, terdapat tipe tekanan menengah. Struktur dan standar peralatan keamanan water seal :
- Bagian utama dibuat dari pelat atau pipa baja dengan ketebalan 2 mm dan mencegah peledakan
- Arus atau api balik dari gas harus benar – benar dihindari dengan menggunakan penyekat type penyekat dengan air.
- Tabung air yang efektif seharusnya diatas 25 mm untuk pengamanan tekanan rendah dan kerataan air seharusnya dibuat semudah mungkin untuk dapat dikontrol dan diatur.
 
Gambar Alat penyekat dengan air

35. Regulator Oksigen
Alat ini mengurangi tekanan oksigen dari botol oksigen ke alat pengelasan. Regulator distandarisasi oleh JIS 6803. Regulator oksigen terdapat jenis regulator Jerman dan jenis regulator Perancis, dan diklasifikasikan dari no. 1 sampai 4. Tekanan oksigen pada botolnya adalah 150 kg/cm2 pada suhu 350 C.
lubang masuk, asetilin, lubang keluar, asetilin, filter, Penunjuk, batas air, lubang masuk, Pipa karet, air, Katup, pembuangan air
Gambar Regulator oksigen (tipe Jerman)
 
Gambar Regulator oksigen (tipe Perancis)

36. Regulator Asetilin
Alat ini mengurangi tekanan dari asetilin yang keluar ke alat / piranti pengelasan. Tekanana dari asetilin yang keluar adalah dibawah 15,5 kg/cm2 pada suhu 150 C.
Penunjuk, tekanan tinggi, Penunjuk, tekanan rendah, Lubang, sambungan, Katup kecil, Katup, Pegangan pengaman, regulator, Lubang, sambungan, Katup kecil, Penunjuk, tekanan tinggi, Penunjuk, tekanan rendah, Pegangan regulator
 
Gambar Bagian regulator asetilin

37. Tabung penyalur
Alat ini digunakan untuk menyalurkan gas dari alat pemroduksi asetilin atau dari botol oksigen ke torch. Sebuah ban selang digunakan untuk mengencangkan sambungan antara selang karet dan alat pemroduksi gas, regulator atau torch. Tabung baja dapat juga digunakan, tetapi tabung tembaga tidak dapat digunakan. Untuk selang karet, dipilih karet yang kualitasnya bagus, yang fleksibel dan menjamin kelangsungan operasional tekanan, gesekan, kejutan mekanis dan percikan bunga api secara maksimal.
Jangan pernah menggunakan kawat las untuk menggantikan ban / gelang selang.
 
Gambar Tabung penyalur
Lubang sambungan, Sambungan fitting metal, Pegangan, regulator
(a) Selang karet untuk oksigen (hitam)
(c) Ban selang
(b) Selang karet untuk asetilin (merah)

38. Torch tekanan rendah
Nyala api bersuhu tinggi yang digunakan untuk pengelasan dan pemanasan, diproduksi dengan menyalakan gas oksigen dan asetilin yang dipertemukan melalui tabung penyalur dan dicampur serta disemprotkan melalui torch ini.
 
Gambar Torch tekanan rendah
Tabel Perbedaan antara jenis tekanan tetap dan jenis
 
Torch bertekanan menengah digunakan untuk memproduksi asetilin dari alat pemroduksi gas asetilin bertekanan menengah 0,07 – 0,4 kg/cm2 atau disolve asetilin.

tekanan variabel, Tipe, Item Jenis tekanan tetap Jenis tekanan, variabel, Jenis, Jenis Jerman, A, Jenis Perancis, B, Katup jarum Tidak ada Ada, Pengaturan oksigen Dengan regulator, oksigen, Dapat dilakukan dengan katup jarumdari torch, Ukuran torch Ketebalan dari pelat baja yang dapat dilas, Banyak asetilin yang dikonsumsi dalam sejam

40. Brander potong dengan gas (jenis Perancis)
Alat ini digunakan untuk memotong baja dengan membuat reaksi kimia yang cepat antara baja panas dan oksigen, sebagai contoh  pembakaran baja. Terdapat torch pemotongan gas tipe Jerman dan tipe Perancis seperti halnya pada torch las. Pada torch pemotongan gas tipe Perancis terdapat tipe no. 1, no. 2 dan no. 3, masing – masing disertai  dengan nosel no. 1, 2 atau 3.
 
Gambar  Brander potong dengan gas (jenis Perancis)
Tabel  Ketebalan nosel dan pelat
Torch Nosel Ketebalan pelat yang akan dipotong
1 1 1 – 7
2 5 – 15
3 10 – 30
2 1 3 – 20
2 5 – 50
3 40 – 100
3 1 50 – 120
2 100 – 200
3 180 – 260


41. Kacamata pelindung (untuk las)
Alat ini digunakan untuk melindungi mata saat operasional / pengelasan gas pelaksanaan. Terdapat kacamata dari berbagai bentuk dan warna.
 
Gambar Kacamata pelindung untuk las

42. Korek / pematik
Alat ini digunakan untuk menyalakan torch. Jangan pernah menggunakan api telanjang untuk penyalaan. Terdapat berbagai jenis pematik.

Gambar Korek / pematik

43. Peralatan pelindung untuk operator las
Busur listrik menghasilkan cahaya dan panas yang kuat, bermacam – macam peralatan yang disyaratkan untuk melindungi operator las. Helm las atau kap las tangan dilengkapi dengan kacanya untuk melindungi mata dari cahaya yang kuat. Sepatu keska, selubung  tangan dan sarung tangan dari kulit untuk mencegah panas atau melindungi dari arus listrik.
Peralatan pelindung sangat efektif untuk melindungi pembakaran terhadap baju dan badan operator las selama pengelasan berlangsung.
Helm las digunakan pengelasan yang tidak memungkinkan menggunakan kap las tangan dan digunakan untuk pengelasan posisi vertikal atau pengelasan diatas kepala. Kap las tangan digunakan ketika mengelas datar atau pengelasan sambungan tumpul jika diperlukan.
 
Gambar Kap las tangan 
 
Gambar Helm las
 
Gambar  Sepatu keska
 
Gambar Selubung tangan las
 
Gambar  Apron / pelindung dada
 
Gambar  Sarung tangan

44. Palu tetek
Alat ini digunakan untuk membersihkan bagian dari yang dilas atau menghilangkan terak. Alat ini juga disebut ” Palu terak” atau ”Palu  tetek”. Utamanya digunakan untuk menghilangkan terak. Sikat baja juga selalu digunakan untuk pembersihan.

Gambar Palu tetek

45. Stang las untuk Las Busur Listrik
Alat ini digunakan untuk memegang elektrode las dengan menggunakan stang pengaman. Diusahakan stang yang ringan dan bermutu baik.

Gambar Stang las untuk Las Busur Listrik


Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam klik disini


Selengkapnya tentang PERALATAN UKUR DAN PERKAKAS TANGAN PADA PROSES PEKERJAAN LOGAM klik disini

.

Perlakuan Panas Terhadap Aluminium Paduan

https://pagar.omasae.com/2019/08/pasang-baja-ringan-untuk-atap-dan-plafon.html

Perlakuan paduan aluminium
Untuk memperbaiki kekuatan dan kekerasan aluminium paduan dapat dilakukan perlakuan panas atau perlakuan dingin (proses heat treatment) tetapi tidak semua aluminium paduan dapat dilakukan proses heat treatment.

Untuk yang lain misalnya tentang Arsitektur Rumah Jepang dan Arsitektur Rumah Sederhana Tapi Mewah bisa dilihat di  halaman lain di blog ini. Ada juga yang mencari perihal Arsitektur Rumah Gadang dan hal lainnya yang berhubungan dengan jasa yang ditawarkan. Sekedar info atau pemesanan dengan survey ke tempat anda, bisa dilayani. Anda bisa menuliskan di kolom komentar untuk artikel yang sedang anda cari. Semoga tim kami, bisa membantu.

Pencarian lain mengenai Arsitektur Rumah Adat dan Arsitektur Rumah Joglo bisa anda dapatkan disini, atau dengan menghubungi tim kami melalui form kontak yang ada. Inilah pilihan artikel mengenai Arsitektur Rumah Adat Candi Bentar Hampir Sama Dengan Candi Hindu Yaitu yang bisa anda dapatkan atau bisa anda tambahkan agar bisa dibagikan ke banyak orang.


Untuk itu aluminium paduan yang dapat dilakukan perlakuan panas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Perlakuan panas terhadap aluminium paduan


Dapat diberi Tak dapat diberi
perlakuan panas perlakuan panas
2011 1060
2014 1100
2017 3003
2018 3004
2024 4043
2025 5005
2117 5052
2118 5056
2618 5083
4032 5086
6053 5184
6061 5252
6063 5257
6066 5357
6101 5454
6151 5456
7039 5557
7075 5657
7079
7178

Bahan Pengisi Pengelasan Aluminium
 Pengertian bahan pengisian
Struktur logam pada daerah sambungan pengelasan (HAZ) merupakan kombinasi logam induk dan logam pengisi, sehingga logam pengisi merupakan unsur terpenting dalam memperoleh kekuatan sambungan las yang baik. Oleh sebab itu untuk pengelaan logam induk aluminium standarisasi 5000, 3000 dan 1100 yang mempergunakan pengelasan MIG sebaiknya menggunakan logam pengisi yang mempunyai standarisasi 5039, 5556, 5183. 5356, 5154, 5334, 4043 dan 1100.

Untuk lebih mengetahui jenis logam pengisi yang akan digunakan pada proses logam aluminium yang menggunakan pengelasan MIG dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Jenis logam pengisi yang digunakan pada proses logam aluminium pada pengelasan MIG

Logam induk Logam pengisi
Tegangan tarik maksimum Maximum elongation
1100 1100 / 4043 1100 / 4043
2014 4145 4043 / 2319
2214 2319 4043 / 2319
3003 5183 1100 / 4043
3004 5554 5183 / 4043
5005 5183 / 4043 5183 / 4043
5050 5356 5183 / 4043
5052 5356 / 5183 5183 / 4043
5083 5183 5183
5086 5183 5183
5154 5356 5183/5356
5357 5354 5356
5454 5554 5183
5456 5556 5183
6061 4043 / 5153 5356
6063 4043 / 5183 5783
7039 5039 5183
7075 5183
7079 5183
7478 5183


Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam klik disini

Selengkapnya tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam klik disini

 

.

Kemajuan Teknologi Pengelasan

https://pagar.omasae.com/2019/08/jasa-pembuatan-tenda-atau-terop.html
Kemajuan Teknologi pengelasan akhir-akhir ini sangatlah membantu dalam pekerjaan pembuatan konstruksi baik yang sederhana maupun konstruksi yang mempunyai tingkat kesulitan dan persyaratan tinggi. Pengelasan merupakan bidang yang sangat dibutuhkan oleh Dunia Industri utamanya untuk industri perkapalan dan rekayasa umum serta bidang-bidang lain yang berhubungan dengan penyambungan konstruksi dimana pengelasan merupakan faktor utamanya. Untuk mengimbangi kemajuan teknologi pengelasan maka perlu didukung pula oleh kesiapan Sumber Daya Manusianya, agar teknologi dapat berimbang dengan pelakunya yaitu sumber daya manusia. 


Semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk penyiapan calon tenaga kerja bidang pengelasan.

PENGENALAN UMUM ILMU LOGAM

I.2.1. Pengertian ilmu logam
I.2.2. Macam–macam logam
I.2.3. Besi dan baja
I.2.3.1 Besi
I.2.3.2 Baja
I.2.3.3 Kandungan karbon dan sifat mekanis
I.2.3.4 Proses Pembuatan Baja
I.2.4 Standarisasi baja karbon
I.2.4.1 Pengertian Standarisai baja karbon
  Sistem angka
I.2.4.3 Sistem huruf
I.2.4.4 Sistem pengujian asah
I.2.5 Aluminium
I.2.5.1 Pengertian dasar aluminium
I.2.5.2 Sifat–sifat aluminium(Al)..
I.2.5.3 Unsur–unsur paduan logam aluminium....
I.2.5.4 Nama–nama logam aluminium paduan.
I.2.6. Standarisasi Aluminium ..
I.2.6.1 Standarisasi aluminium
I.2.6.2 Sistem angka..
I.2.6.3 Perlakuan paduan aluminium.
. Bahan pengisi pengelasan aluminium ...
  Pengertian bahan pengisian..

. PERALATAN UKUR DAN PERKAKAS TANGAN PADA PROSES–PROSES PEKERJAAN LOGAM
. Peralatan ukur
  Perkakas tangan

  Teknik PEMOTONGAN pada Logam
  Teknik Pemotongan Gas pada Logam
  Pemotongan Busur Plasma
. Pemotongan dengan Sinar Laser .
  Teknik Pemotongan


I.5. KUALIFIKASI PENGELASAN
I.5.1. Spesifikasi Prosedur Pengelasan
I.5.2. Juru Las / Operator Las
I.5.3. Supervisi Las
I.5.4. Inspektur Las

PROSES PENGELASAN SECARA UMUM
II.1. PENGERTIAN PENGELASAN .
II.1.1. Penyambungan Logam...
II.1.2. Prinsip Pengelasan..
II.1.3. Kelebihan dan Kekurangan Pengelasan ..
II.2. PERALATAN PENGELASAN.
II.2.1. Fenomena Las busur..
II.2.2. Mesin Las Busur ..

II.3. MATERIAL LAS...
II.3.1. Baja roll untuk struktur umum ( Baja SS )...
II.3.2. Baja roll untuk struktur las ( SM Stell )......
II.3.3. Baja berkekuatan tarik tinggi......
II.3.4. Baja untuk servis temperatur rendah ...
II.3.5 Perubahan Sifat Material pada Daerah Kena Pengaruh Panas Las ..
II.3.6 Perlakuan Panas Dari Daerah Las ....
II.3.7 Logam pengisi.

II.4. PERENCANAAN KONSTRUKSI LAS .
II.4.1. Simbol Pengelasan....
II.4.2. Disain Sambungan Las..
II.4.3. Sambungan Las...
II.4.4. Penumpu Las..

II.4.5. Las Ikat .
II.4.6. Persiapan Pengelasan.
II.4.7. Kondisi – Kondisi Pengelasan ...
II.4.8. Lingkungan Kerja Pengelasan....
II.4.9. Posisi Pengelasan ....
II.4.10. Penanganan Elektrode Terbungkus / Bersalut ..
II.4.11. Deformasi Las......
II.4.12. Cacat – Cacat Las .
RANGKUMAN ...
LATIHAN SOAL..

TEKNIK PENGELASAN

TEKNIK PENGELASAN BUSUR LISTRIK ..
Penanganan Mesin Las Busur Listrik Arus Bolak - Balik
III.1.2. Persiapan Peralatan Dan Alat Pelindung.
III.1.3. Penyalaan Busur Listrik ..
 Pengelasan Posisi Datar.
III.1.5 Pengelasan Tumpul Posisi Datar...
 Pengelasan Tumpul Kampuh V Posisi Datar dengan Penahan Belakang .
III.1.7. Pengelasan Sudut Posisi Horisontal .
III.1.8 Pengelasan Vertikal ...
III.1.9. Pengelasan Sambungan Tumpul Kampuh V dengan Penguat Belakang ...
III.1.10. Pengelasan Sudut Vertikal (Keatas dan Kebawah) .
III.1.11. Pengelasan Lurus Posisi Horisontal .
  Pengelasan Tumpul Posisi Horisontal dengan Penahan Belakang ....
Pengelasan Konstruksi ..

III.2. TEKNIK PENGELASAN GMAW / FCAW ..
III.21. Penanganan Peralatan Las Busur Listrik dengan Gas Pelindung CO2 .
III.2.2. Penyalaan Busur dan Pengaturan Kondisi Pengelasan
  Pengelasan Lurus .
III.2.4. Pengelasan Posisi Datar..
III.2.5 Pengelasan Sambungan Tumpul Posisi Datar dengan
Penahan Belakang....
  Pengelasan Sambungan Tumpang pada Posisi Horisontal
 Pengelasan Sambungan Tumpul pada Posisi Datar ..
Pengelasan Sudut Posisi Horisontal..
Pengelasan Sudut Posisi Vertikal ....
III.2.10. Pengelasan Konstruksi ......

III.3. TEKNIK PENGELASAN TIG (LAS BUSUR GAS)
III.3.1. Penyetelan Mesin Las GTAW..
III.3.2. Penanganan Torch Las GTAW..
III.3.3. Pelelehan Baja Tahan Karat Dengan Las GTAW.
III.3.4. Pengelasan Baja Tahan Karat Dengan Las GTAW..
III.3.5. Pengelasan Aluminium Dengan Las TIG.

III.4. TEKNIK PENGELASAN SAW ...
III.4.1. Sifat-Sifat dan Penggunaannya .
III.4.2. Prinsip Kerja Proses Las SAW .
III.4.3. Prosedur dan Teknis Pengelasan......
RANGKUMAN  TEKNIK PENGELASAN.

LATIHAN SOAL...

BAB IV. PENGELASAN DALAM PERKAPALAN.
IV.1. PENGELASAN PADA KONTRUKSI KAPAL .
IV.1.1. Proses Pembangunan Kapal ..
IV.1.2. Konstruksi Penampang Kapal Dan Tanda Pengelasan.
IV.1.3. Nama-nama Bagian dari Konstruksi Kapal
IV.2. PERSYARATAN KLASIFIKASI...
IV.2.1. Badan Klasifikasi..
IV.2.2. Peraturan Las Lambung .
IV.2.3. Pengakuan kepada Galangan Kapal ...
IV.2.4. Rancangan Sambungan Las ...
IV.3. STANDAR KUALITAS PENGELASAN LAMBUNG KAPAL..
IV.3.1. Toleransi Bentuk Las - Lasan ..
IV.3.2. Toleransi Puntiran Akibat Pengelasan.....
IV.3.3. Toleransi Las Pendek ..
IV.3.4. Toleransi Jarak Minimum Antar Las ..
IV.3.5. Toleransi Celah (Gap) Antar Komponen.
IV.3.6. Toleransi Ketepatan Pemasangan....
IV.3.7. Toleransi Perbaikan Lubang Yang Salah .
TEKNOLOGI LAS
IV.4. PELURUSAN AKIBAT DEFORMASI
IV.4.1. Pelurusan dengan Methode Pemanasan Garis ...
IV.4.2. Pelurusan dengan Sistim Melintang ..
IV.4.3. Pelurusan dengan Pemanasan Melintang Dan Membujur
IV.4.4. Pelurusan dengan Pemanasan Titik .
IV.4.5 Pelurusan dengan Pemanasan Segitiga
IV.4.6. Pelurusan dengan Pemanasaan Melingkar
IV.4.7. Pelurusan dengan Dua Anak Panah
IV.4.8. Pendinginan .
IV.4.9. Pelurusan dengan Bantuan Gaya Luar.
IV.5. MATERIAL UNTUK PERKAPALAN....
IV.5.1. Bentuk Pelat dan Profil ..
IV.5.2. Penggunaan Pelat dan Profil untuk Kapal .
RANGKUMAN PENGELASAN DALAM PERKAPALAN.
LATIHAN SOAL..

BAB V. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN HASIL LAS
V.1. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN..
V.1.1. Pengujian dan Pemeriksaan Daerah Las ..
V.1.2. Klasifikasi Metode Pengujian Daerah Las
V.2. PENGUJIAN DENGAN CARA MERUSAK / DT ..
V.2.1. Pengujian Mekanik..
V.3. PENGUJIAN DENGAN CARA TAK MERUSAK / NDT.
V.3.1. Uji Kerusakan Permukaan .
V.3.2. Pengujian Kerusakan Dalam ..
RANGKUMAN ..

BAB VI. BAHAYA–BAHAYA DALAM PELAKSANAAN PENGELASAN DAN PENCEGAHANNYA
VI.1. BAHAYA LISTRIK DAN PENCEGAHANNYA..
VI.1.1. Bahaya Kejutan Listrik selama Pengelasan dengan Busur  Listrik...
VI.1.2. Sebab – Sebab Utama Kejutan Listrik selama Pengelasan dengan Busur Listrik .
TEKNOLOGI LAS
VI.1.3. Cara – Cara Mencegah Bahaya Kejutan Listrik selama Pengelasan dengan Busur Listrik .
VI.2. BAHAYA-BAHAYA SINAR BUSUR LAS DAN NYALA API GAS SERTA PENCEGAHANNYA.
VI.2.1. Akibat Sinar-Sinar Berbahaya ...
VI.2.2. Alat-alat Perlindung dari Sinar yang Berbahaya..
VI.3. BAHAYA ASAP DAN GAS LAS SERTA PENCEGAHAN NYA.....
VI.3.1. Akibat Asap Las terhadap Tubuh Manusia ..
VI.3.2. Pengaruh Gas-Gas yang Timbul selama Pengelasan.
VI.3.3. Cara Mengatasi Asap dan Gas Las .
VI.4. BAHAYA LETUPAN DAN TERAK SERTA PENCEGAHAN NYA........
VI.4.1. Bahaya Letupan atau Terak....
VI.4.2. Cara untuk Mengatasi Letupan dan Terak..
VI.5. BAHAYA TABUNG GAS DAN CARA PENANGANANYA .
VI.5.1. Cara Mengangani Tabung Gas...
VI.5.2. Penyimpanan Tabung Gas ..
VI.6. KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP....
VI.6.1. Keselamatan Kesehatan Kerja .
VI.6.2. Lingkungan Hidup...

RANGKUMAN BAHAYA PENGELASAN DAN PENCEGAHANNYA

LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN B DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN C SINGKATAN
LAMPIRAN D DAFTAR GAMBAR, TABEL DAN RUMUS

FUNGSI PENGELASAN PADA KAPAL 

DAFTAR GAMBAR Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR TABEL Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR PUSTAKA Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR ISTILAH Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR SINGKATAN Bidang TEKNIK PENGELASAN
DAFTAR RUMUS Bidang TEKNIK PENGELASAN

kemajuan teknologi pengelasan

Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam klik disini

 


Untuk informasi tambahan, juga ada mengenai Arsitektur Rumah Bolon yang ada pencarian khusus mengenai hal itu dari teman-teman di Jakarta. Juga hal lain yang berhubungan dengan Arsitektur Rumah Betawi dari teman-teman yang mencari info hal tersebut. Yang semoga bisa membantu menambah kebutuhan bacaan untuk pencarian dan tambahan informasi di internet yang bisa disearch di blog ini. 

.

.







Layanan Jasa Konstruksi dan Pengelasan



Kami

Melayani Desain, Produksi, Pemasangan, dan Perbaikan: