Beberapa prinsip umum dalam desain rangka batang antara lain:
- Prinsip kekuatan dan kekakuan
Rangka batang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan kekakuan dan kekuatan yang cukup untuk menopang beban yang diterapkan. Kekuatan dan kekakuan ini dipengaruhi oleh bahan yang digunakan, ukuran dan bentuk batang, dan tipe persambungan antarbatang. - Prinsip kestabilan
Rangka batang harus dirancang untuk menjamin kestabilan struktur dan mampu menahan gaya yang mungkin muncul akibat perubahan beban, seperti angin atau gempa. - Prinsip keseimbangan
Rangka batang harus didesain dengan mempertimbangkan prinsip keseimbangan, di mana kekuatan yang diterapkan pada setiap batang dalam rangka harus seimbang dan tidak terjadi kelebihan atau kekurangan gaya pada salah satu batang. - Prinsip efisiensi
Desain rangka batang harus mengoptimalkan penggunaan bahan agar menghasilkan struktur yang efisien dan ekonomis.
Dalam mendesain rangka batang, perlu diperhatikan bahwa rangka batang merupakan sistem yang kompleks dan rumit yang memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengandalkan desain rangka batang pada ahli teknik sipil yang berpengalaman dan terampil untuk memastikan keamanan dan keandalan struktur yang akan dibangun.
a. Prinsip Dasar Triangulasi
Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai
struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi
segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk segiempat atau
bujursangkar, bila struktur tersebut diberi beban, maka akan terjadi
deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur ini diberi
beban, maka akan membentuk suatu mekanisme runtuh (collapse),
sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini. Struktur yang demikian
dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya perubahan pada
panjang setiap batang. Sebaliknya, konfigurasi segitiga tidak dapat berubah
bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk ini stabil
(Gambar 1).
Pada struktur stabil, setiap deformasi yang terjadi relatif kecil dan
dikaitkan dengan perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya
yang timbul di dalam batang sebagai akibat dari beban eksternal. Selain itu,
sudut yang terbentuk antara dua batang tidak akan berubah apabila struktur
stabil tersebut dibebani. Hal ini sangat berbeda dengan mekanisme yang
terjadi pada bentuk tak stabil, dimana sudut antara dua batangnya berubah
sangat besar.
Pada struktur stabil, gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya
pada batang-batang. Gaya-gaya tersebut adalah gaya tarik dan tekan murni.
Lentur (bending) tidak akan terjadi selama gaya eksternal berada pada titik
nodal (titik simpul). Bila susunan segitiga dari batang-batang adalah bentuk
stabil, maka sembarang susunan segitiga juga membentuk struktur stabil
dan kukuh. Hal ini merupakan prinsip dasar penggunaan rangka batang
pada gedung. Bentuk kaku yang lebih besar untuk sembarang geometri
dapat dibuat dengan memperbesar segitiga-segitiga itu. Untuk rangka
batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya
timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya
tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang dan mungkin terjadi pola
yang berganti-ganti antara tarik dan tekan.
Gambar 1. Rangka Batang dan Prinsip-prinsip Dasar Triangulasi
Sumber: Schodek, 1999
Penekanan pada prinsip struktur rangka batang adalah bahwa
struktur hanya dibebani dengan beban-beban terpusat pada titik-titik hubung
agar batang-batangnya mengalami gaya tarik atau tekan. Bila beban bekerja
langsung pada batang, maka timbul pula tegangan lentur pada batang itu
sehingga desain batang sangat rumit dan tingkat efisiensi menyeluruh pada
batang menurun.
b. Analisa Kualitatif Gaya Batang
Perilaku gaya-gaya dalam setiap batang pada rangka batang dapat
ditentukan dengan menerapkan persamaan dasar keseimbangan. Untuk
konfigurasi rangka batang sederhana, sifat gaya tersebut (tarik, tekan atau
nol) dapat ditentukan dengan memberikan gambaran bagaimana rangka
batang tersebut memikul beban. Salah satu cara untuk menentukan gaya
dalam batang pada rangka batang adalah dengan menggambarkan bentuk
deformasi yang mungkin terjadi. Mekanisme gaya yang terjadi pada
konfigurasi rangka batang sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.
Metode untuk menggambarkan gaya-gaya pada rangka batang
adalah berdasarkan pada tinjauan keseimbangan titik hubung. Secara
umum rangka batang kompleks memang harus dianalisis secara matematis
agar diperoleh hasil yang benar.
Mekanisme Gaya Batang Rangka Batang
A
Rangka Batang
B
Susunan Rangka Batang Dasar
Sifat gaya (tarik / tekan) batang
diagonal dapat ditentukan dengan
membayangkan batang itu tidak ada
dan melihat kecenderungan
deformasinya. Jadi, diagonal yang
terletak di antara B - F pada rangka
batang A mengalami tarik karena
mencegah menjauhnya titik B dan F.
Distribusi gaya batang pada rangka
batang tersebut adalah :
C= gaya tekan
T = gaya tarik
Analogi ’kabel’ atau ’pelengkung’ dapat
digunakan untuk menentu-kan sifat
(tarik / tekan) gaya batang. Di dalam
rangka batang kiri, batang FBD
dibayangkan sebagai ’kabel’ yang
mengalami tarik. Batang-batang lain
berfungsi mempertahankan
keseimbangan konfigurasi ’kabel’ dasar
tersebut.
Gambar 2. Mekanisme Gaya-gaya pada Rangka Batang Sumber: Schodek, 1999
Selengkapnya : Teknik Struktur Bangunan