Proses pengikatan di dalam Pematrian hanya berlangsung
pada permukaan bahan dasar yang akan digabungkan.
Perbedaannya dengan pengelasan ialah bahwa bidang Pematrian tidak dilelehkan. Terhadap ini disalurkan sedemikian banyak energi panas sehingga patri mulai meleleh, menjaring bidangbidang Pematrian, merambat, masuk ke dalam celah Pematrian dengan efek pori-pori (celah kapilar, celah isap), mengeras di sana dan mengikat diri dengan bahan dasar. Ikatan ini ditimbulkan oleh tiga proses fisikalis yang secara tersendiri atau bersama-sama memberikan pengaruhnya.
Perbedaannya dengan pengelasan ialah bahwa bidang Pematrian tidak dilelehkan. Terhadap ini disalurkan sedemikian banyak energi panas sehingga patri mulai meleleh, menjaring bidangbidang Pematrian, merambat, masuk ke dalam celah Pematrian dengan efek pori-pori (celah kapilar, celah isap), mengeras di sana dan mengikat diri dengan bahan dasar. Ikatan ini ditimbulkan oleh tiga proses fisikalis yang secara tersendiri atau bersama-sama memberikan pengaruhnya.
1. Patri murni, 2. Difusi batas butiran, 3. Lapisan leburan, 4. Bahan dasar.
Gambar Lapisan Ikatan Patri
Gambar Lapisan Ikatan Patri
a). Adhesi (gaya lekat, lihat gambar 4a) antara patri dan bahan dasar. Adhesi sendiri membentuk ikatan yang kokoh; patri hanya lengket dengan gaya lekat.
b). Difusi (saling memasuki menyusup). Partikel patri yang terhalus menyusup ke dalam tata susun permukaan bahan dasar dan berakar (terjangkar) sekitar batas butiran kristal.
Proses ini sangat menentukan untuk suatu ikatan patri yang kokoh (lihat gambar).
c). Pembentukan paduan antara patri dan bahan dasar. Jika titik lebur patri dan bahan dasar tidak sangat menyimpang satu sama lain, maka dapat terjadi suatu paduan berlapis tipis di antara kedua logam itu (lihat gambar 4c) yang selalu memiliki kekuatan yang lebih besar dan pada kekuatan patri murni.
Pembentukan paduan yang demikian tidak selalu terjadi pada segala logam.
Jika ikatan patri terjadi:
a) hanya akibat adhesi (gambar) dan hanya terdiri atas patri bebas tanpa difusi, maka patri hanya melekat. Akibatnya: Pada beban yang kecil, bagian-bagian yang dipatri sangat mudah terlepas satu dan yang lainnya;
b) hanya akibat difusi (tiada pembentukan paduan), maka ia memiliki kekuatan patri murni (gambar);
c) akibat pembentukan paduan dan difusi, maka kekuatan ikatan itu sepadan dengan yang dimiliki suatu Pematrian normal yang baik.
Perhatikan: Celah Pematrian yang diselaraskan dengan baik dan sangat sempit, pada umumnya tidak memiliki lagi atau hanya sedikit memiliki patri murni (gambar). Patri ini telah melebur dengan dan meresap ke dalam bahan dasar. Oleh karena itu ikatan ini memiliki kekuatan yang paling tinggi.
4). Aturan Dasar Umum Pada Pematrian
Posting Komentar