Balok adalah elemen struktural yang umumnya digunakan dalam konstruksi bangunan untuk menopang beban yang diterapkan pada atap, lantai, atau dinding. Desain balok didasarkan pada sifat-sifat material dan beban yang akan ditopang oleh balok tersebut.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam desain balok, yaitu:
- Beban yang akan ditopang oleh balok, termasuk beban tetap (misalnya, beban bangunan) dan beban hidup (misalnya, beban orang atau barang).
- Panjang balok, yaitu jarak antara dua titik penopang atau antara titik penopang dan ujung balok.
- Bahan yang digunakan untuk balok, seperti kayu, baja, atau beton. Setiap bahan memiliki sifat-sifat yang berbeda dan memerlukan perhitungan yang berbeda pula.
- Bentuk balok, seperti persegi panjang, bundar, atau persegi.
- Tipe penopang, seperti dinding atau tiang.
- Kondisi lingkungan, seperti kelembaban, suhu, atau gempa.
Desain balok biasanya dilakukan dengan menggunakan software khusus atau perhitungan manual yang memperhitungkan faktor-faktor di atas. Beberapa metode desain balok yang umum digunakan termasuk metode Euler-Bernoulli dan metode Timoshenko.
Dalam desain balok, penting untuk memperhitungkan faktor keamanan dan keandalan sehingga balok dapat menopang beban dengan aman dan tidak mengalami kerusakan struktural. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengandalkan desain balok pada ahli teknik sipil yang berpengalaman dan terampil untuk memastikan keselamatan dan keandalan struktur bangunan Anda.
Struktur Balok
Analisa Struktur Balok
Prinsip – prinsip Desain Umum (Struktur) Balok
Variabel utama dalam mendesain balok meliputi: bentang, jarak
balok, jenis dan besar beban, jenis material, ukuran dan bentuk penampang,
serta cara penggabungan atau fabrikasi. Semakin banyak batasan desain,
maka semakin mudah desain dilakukan.
Setiap desain harus memenuhi kriteria kekuatan dan kekakuan untuk
masalah keamanan dan kemampuan layan. Pendekatan desain untuk
memenuhi kriteria ini sangat bergantung pada material yang dipilih, apakah
menggunakan balok kayu, baja atau beton bertulang.
Beberapa faktor yang merupakan prinsip-prinsip desain umum dalam
perencanaan balok, yaitu :
(1) Kontrol kekuatan dan kekakuan
(2) Variasi besaran material
(3) Variasi bentuk balok pada seluruh panjangnya
(4) Variasi kondisi tumpuan dan kondisi batas
Prinsip desain praktis balok kayu dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satunya adalah sifat kayu yang mempunyai kemampuan untuk
memikul tegangan besar dalam waktu singkat. Pada kondisi beban
permanen, tegangan ijin perlu direduksi dengan faktor 0,90. Faktor beban
untuk angin adalah 1,33. Sedangkan beban normal mempunyai faktor 1,0.
Desain balok baja umumnya didesain berdasarkan beban kerja dan
tegangan ijin. Balok yang digunakan bisa berupa penampang gilas (wide
flens / sayap lebar), kanal, atau tersusun atas elemen-elemen (plat atau
siku). Untuk bentang atau beban yang sangat besar, penampang girder plat
yang tersusun dari elemen siku dan plat sering digunakan. Pada balok baja,
apabila material balok mulai leleh pada saat dibebani, maka distribusi
tegangan yang ada mulai berubah. Balok masih dapat menerima tambahan
momen sampai semua bagian penampang telah meleleh.
Desain balok beton tidak dapat digunakan sendiri pada balok karena
sangat kecilnya kekuatan tarik, dan karena sifat getasnya (brittle). Retak-retak
yang timbul dapat berakibat gagalnya struktur, dimana hal ini dapat
terjadi ketika balok beton mengalami lentur. Penambahan baja di dalam
daerah tarik membentuk balok beton bertulang dapat meningkatkan
kekuatan sekaligus daktilitasnya. Elemen struktur beton bertulang
menggabungkan sifat yang dimiliki beton dan baja.
Desain Balok Statis Tak Tentu
Proses desain balok menerus sama saja dengan proses desain
balok sederhana. Apabila momen maksimum yang dapat terjadi pada
struktur telah diketahui, selanjutnya ditentukan penampang struktur yang
cukup untuk memikul momen itu. Prinsip mengenai distribusi material secara
optimal di suatu penampang melintang juga dapat diterapkan pada balok
menerus.
Beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan dalam desain balok
statis tak tentu ini diuraikan sebagai berikut:
(1) Desain Momen, secara praktis seperti pada Tabel 1
(2) Penentuan Penampang Balok Menerus
Penentuan ukuran suatu penampang melintang balok menerus
tergantung pada besar momen yang ada pada penampang tersebut.
Tinggi struktur yang dibentuk disesuaikan dengan momen lentur
yang ada.
(3) Penggunaan Titik Hubung Konstruksi
Karena alasan pelaksanaan, kesulitan sering terjadi dalam membuat
elemen struktur menerus yang panjang, karena seringnya digunakan
titik pelaksanaan (construction joints). Untuk memudahkan
pembuatan titik konstruksi, titik-titik itu diletakkan di dekat, atau pada
titik belok. Dengan demikian, titik pelaksanaan tidak perlu dirancang
untuk memikul momen. Jadi hanya merupakan titik hubung sendi.
Dengan menggunakan kondisi momen nol pada titik belok, perilaku
balok menerus tersebut dapat dimodelkan sebagai strutur statis
tertentu.
(4) Pengontrolan Distribusi Momen
Momen yang timbul pada balok menerus dapat dirancang secara
cermat oleh perencana. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satunya adalah dengan mengatur bentang dan beban
pada struktur.
Tabel 1. Desain Momen
Sumber: Chen & Liu, 2005
Beton bertulang merupakan salah satu contoh material yang cocok
untuk digunakan pada balok menerus. Kontinuitas dapat diperoleh dengan
mengatur penulangan balok beton bertulang tersebut. Tulangan baja
diletakkan pada daerah dimana terjadi tegangan tarik. Banyaknya tulangandi setiap lokasi tergantung pada momen yang timbul.
Selengkapnya : Teknik Struktur Bangunan
.
Posting Komentar